Boleh jadi, wujudnya tidak seberapa menarik manakala dibandingkan dengan meja kursi yang banyak di jual di toko toko mebel, apalagi furniture. Tidak menjualnya. Hanya saja, meja kursi jati yang menjadi satu dan berusia lebih dari 50 tahun ini, memiliki keistimewaan tersendiri. Mencetak puluhan, mungkin ratusan atau bahkan ribuan tokoh masyarakat, pengusaha, pejabat negara, BUMN, TNI-POLRI bahkan budayawan serta seniman handal yang banyak bertebaran di Tanah Air ini.
Hal itu diakui oleh pengusaha besar kuliner Ayam Bakar Wong Solo Grup, Puspo Wardoyo. Saat remaja usia belasan tahun, dirinya sangat mengenal meja kursi antik yang usianya melebihi dirinya. Saat itu, Puspo, sapaan akrab Puspo Wardoyo, pemilik 283 outlet Ayam Bakar Wong Solo Grup yang juga berada di seluruh Indonesia, Malaysia, Singapura dan Jeddah ini, akrab dengan meja kursi antik jati itu. "Alhamdulillah...waktu itu, tiap pagi hari sampai siang kami pasti duduk di kursi itu untuk menuntut ilmu," terangnya.
Terima kasih sekali, matur nuwun, Alhamdulillah, lanjut Puspo, dirinya bisa menjadi alumni SMP Batik Solo Tahun 1973. Bisa jadi, kalau saat itu tidak sekolah di SMP Batik, tidak akan mengenai pelajaran agama Islam yang jenis nya banyak sekali. Al-Qur'an, Arobiyah, Tauhid, Hadits, Tarikh, Fikih hingga pelajaran agama Islam lainnya. "Alhamdulillah...saya jadi mengenal Islam yang sebenarnya. Untuk itu saya sarankan, sebaiknya putra putrinya, cucunya di sekolahkan sekolah Islam. Kalau di Solo, ya SMP Batik lah," pinta Puspo, bangga menjadi alumni SMP Batik Solo.
Setelah melahirkan pengusaha nasional, SMP Batik juga menelorkan tokoh pejabat negara, Direktur utama Adhi Karya, Ir Budi Harto. Juga merupakan alumni SMP Batik Solo Tahun 1973. Dari tangan sakti beliau ini, pembangunan infrastruktur di seluruh pelosok negeri, tertata rapi. Menarik dan indah. Kesan wibawa, megah tampak menghiasi jalanan sepanjang desa hingga kota di Tanah Air, tanpa harus berbenturan dengan adat tradisi dan kearifan lokal. "Alhamdulillah... saya kenal sekali dengan meja kursi gandengan itu selama sekolah di SMP Batik Solo. Saya bangga menjadi alumni SMP Batik Solo Tahun 1973,"papar Ir Budi Harto melalui ponsel nya.
Bukan hanya itu saja, pengusaha nasional, pejabat negara, SMP Batik juga mencetak puluhan jendral baik laut, udara dan darat. Salah satunya Laksda Mohammad Darojatim, lulusan pula SMP Batik Solo Tahun 1973. Jenderal bintang dua ini sudah mengelilingi lautan di seluruh Tanah Air. Seperti yang lainnya, Darojatim mengaku bangga sekali menjadi alumni SMP Batik Solo. "Alhamdulillah...bekal ilmu dari SMP Batik, menjadikan saya sebagai Perwira tinggi angkatan laut yang Islami. Apalagi setelah purnawirawan, pelajaran Islam yang banyak ragam di SMP menjadi modal tersendiri untuk lebih giat menkaji Islam. Sangu Urip mas,"ujarnya lewat ponsel, yang minta obrolan disudahi, lantaran sambil mengemudi.
Selaku kepala sekolah SMP Batik Solo saat ini, CP Suroso mengaku sangat bangga, bersyukur dan berterima kasih sekali akan atensi, perhatian mereka para alumni yang kini sudah menjadi tokoh nasional, meskipun dirinya jauh sebelum nya tidak pernah mengenal. Bukan hanya dari alumni 1973 atau dibawah serta diatas tahun itu. "Alhamdulillah...kami bangga sekali mempunyai alumni yang berperan di negeri ini. Dari semua alumni tanpa kecuali. Apalagi yang bulan Desember ini akan menggelar Silaturahmi Lintas Alumni SMP Batik Solo. Bisa jadi, nanti berlanjut ke MILAD, Agustus tahun depan," papar Suroso mengaku bangga dengan guyup rukun alumni.
sumber : pojoksolo86